Teruntuk 6.1.9.26,
Bersama kenangan yang terperangkap air mata.
Hey, eh, masih ingat, dulu, aku mungkin sering membuatmu bosan dengan cerita bodohku. Ya, tentang masalah yang sepele. Sebenarnya, aku hanya ingin membagi sesuatu denganmu. Aku, berusaha untuk terbuka, walau baru bisa sedikit. Mungkinkah, eh, ini, menimbulkan salah paham? Sudahlah, mungkin pikiranku memang terlalu banyak bercabang--yang kebanyakan negatif.
Sekarang, aku benar-benar membutuhkanmu, walau aku tau, mungkin kamu tidak mau peduli lagi. Mungkin kamu tidak mau membantu lagi. Mungkin kamu, menganggapku orang-baru-kenal-yang-menyebalkan. Mungkin, aku hanya udara--yang sudah pasti diam-- lalu tiba-tiba bergerak menjadi angin, dan merusak rambutmu--mungkin, hidupmu-- setelah itu, aku berlalu, tanpa kamu memedulikan aku. Tapi memedulikan rambutmu. Yah, aku mungkin terlalu banyak menghayal. Maaf, jika anggapanku salah.
Dulu, disaat-saat seperti ini, aku selalu terbuka hanya denganmu. Disaat semuanya terlalu complicated, kamulah satu-satunya yang mengerti. Yang mendengarkan--mungkin--dengan baik. Aku selalu bersyukur, Tuhan menjawab pertanyaanku akan 'malaikat-berwujud-manusia'. Dan jawabannya adalah kamu! Walaupun mungkin, Tuhan tidak mengabulkan harapanku, bahwa kau akan menganggapku seperti aku menganggapmu.
Kini, aku hanya mau satu. Kembali seperti semula. Walaupun aku tau, aku takkan bisa memaksakan perasaan. Walaupun aku sedang berjalan dalam kegelapan, meraba-raba jalan, yang mungkin saja salah ku ambil. Dan aku tau, aku salah.
Eh, hey, bisakah kau tunjukkan aku jalan, agar aku bisa mengerti perasaanmu? Atau menunjukkan kesalahan yang, belum aku sadari? Atau, sekedar membalas pesan-pesanku, dan tidak mengabaikannya, lalu aku sendiri yang menyimpulkannya, agar kau dapat mengerti dirimu?
Tertanda,
Seseorang yang masih menunggu.
p.s.: maafkan aku menyita waktumu--jika kau membaca ini-- yang berharga hanya untuk tulisan sampahku. Hanya ini jalan yang tersisa--mungkin-- setelah kau mengabaikan pertanyaanku beberapa waktu lalu. Dan mungkin, aku terlalu takut untuk mencoba menanyakannya lagi kepadamu. Sekali lagi, maaf, aku mengganggumu, dan berpikiran negatif tentangmu. Terima kasih, jika kau membacanya:-)
Jika kau adalah Bulan, mungkinkah aku menjadi bintang? Bersama, kita terangi gelap malam yang sendu dengan tawa, seperti dulu.
0 notes:
Posting Komentar