Telepon

 Entah apa yang waktu itu bikin saya nekat 2 minggu-eun. Sampai insiden "Telepon" yang sampai sekarang orang-yang-ditelepon itu belum juga dikasih tau. Ah, paling inget juga ngga-_-
 Jadi, waktu itu abis nge-stalk tentang flafalh di fb, seperti biasa. Tadinya sih, mau liatin muka-muka dia, kegiatan apa aja yang sering dia lakuin, dia suka bareng sama siapa (kan bisa keliatan dari orang yang sering foto sama dia), terus ada foto gajelas gitu, taunya diantara sekian banyak komentar yang ada, terteralah nomor telepon si flafalh. Walaupun sebenernya, di info facebooknya juga ada-_- Awalnya, ini aku anggap gapenting.
 Berjam-jam kemudian setelah selesai Tridaya, aku sama Desy lewat Calculus dan ada bapa-bapa nanyain wartel gitu. Aku inget waktu itu gerimis. Aku juga lupa kenapa tiba-tiba aku ngajakin Desy nelepon flafalh. Duh, aku benar-benar lupa. Intinya, kita ke wartel setelah Tridaya.
 Pas di depan wartel yang sebrang GO sumatra, aku buka fb dulu, cari foto yang ada nomor teleponnya, padahal di info facebook si flafalh juga ada, tapi aku juga gatau kenapa aku bikin repot diri sendiri. Mungkin waktu itu aku belum tau. Yayayaya aku lupa kejadiannya gimana.
 Percobaan pertama, gaberhasil. Flafalh ga angkat teleponnya. Sekali lagi, dia ga angkat teleponnya lagi. "udahlah Des, gaakan diangkat. Kayanya dia gatau yang nelepon siapa, jadi dibiarin". Tapi, Desy nyoba. Dan................... "put, diangkat put!" wow. Menakjubkan. Aku ambil gagang telepon itu, terus terdengar suara flafalh yang asing, karena aku memang belum pernah mendengarnya. Kami juga belum saling kenal. "halo?" AAAAAA udah seneng. "hai" jawabku, sambil menutup telepon dan kemudian membayar ongkos teleponnya. Kurang dari seribu kalo gasalah.
 Parah. Itu pertama kalinya aku denger suara dia. Gapernah turun dari langit sampe seminggu. Sekian. Dan. Terima. Kasih. :-)

0 notes:

 

Copyright © 2010 • Putri E N • Design by Dzignine